Dalam dunia pasar saham, istilah bullish dan bearish sering sekali kita dengar, terutama di kalangan trader dan investor. Dua istilah ini menggambarkan arah tren pergerakan harga saham dalam suatu periode waktu tertentu.
Lalu, apa sebenarnya arti bullish dan bearish dalam trading saham?
Apa Itu Bullish di Pasar Saham?
Bullish adalah kondisi ketika harga saham atau pasar secara keseluruhan sedang mengalami kenaikan. Istilah ini berasal dari kata Bull yang berarti Banteng. Mengapa banteng? Karena saat menyerang, banteng biasanya menanduk ke arah atas — melambangkan tren harga yang menanjak naik.
Dalam trading saham, pasar yang sedang bullish menandakan sentimen positif investor, di mana banyak pelaku pasar percaya bahwa harga saham akan terus naik.
Ciri-ciri Pasar Bullish:
-
Harga saham cenderung naik secara konsisten dalam jangka waktu tertentu.
-
Volume transaksi meningkat karena trader dan investor aktif melakukan pembelian.
-
Indeks saham seperti IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) bergerak menguat.
-
Kondisi ekonomi secara umum sedang tumbuh dan stabil.
-
Kepercayaan investor meningkat terhadap prospek bisnis dan fundamental emiten.
Faktor yang Menyebabkan Pasar Bullish
Beberapa faktor yang mendorong terjadinya bullish di pasar saham antara lain:
-
Pertumbuhan ekonomi nasional yang kuat, seperti meningkatnya PDB dan daya beli masyarakat.
-
Kinerja keuangan perusahaan meningkat, ditandai dengan laba bersih yang tumbuh positif.
-
Suku bunga yang rendah, membuat investor lebih tertarik ke pasar saham dibanding deposito.
-
Sentimen positif global, seperti harga komoditas naik atau kondisi geopolitik stabil.
Dalam situasi seperti ini, para trader dan investor cenderung optimis dan memanfaatkan momentum bullish untuk mendapatkan cuan (keuntungan) lebih besar dari sebelumnya.
Apa Itu Bearish di Pasar Saham?
Kebalikan dari bullish adalah bearish. Kata ini berasal dari Bear yang berarti Beruang.
Beruang dikenal menyerang dengan cara mencakar dari atas ke bawah — melambangkan tren harga saham yang menurun.
Bearish artinya kondisi pasar saham sedang mengalami penurunan harga atau tren melemah. Saat pasar bearish, mayoritas pelaku pasar merasa pesimis terhadap prospek ekonomi atau perusahaan.
Ciri-ciri Pasar Bearish:
-
Harga saham menurun dalam jangka waktu cukup lama.
-
Volume perdagangan menurun karena banyak investor menahan diri untuk membeli.
-
Indeks saham utama seperti IHSG mengalami pelemahan.
-
Laba perusahaan banyak yang turun atau tumbuh negatif.
-
Sentimen pasar didominasi rasa takut (fear) dan kehati-hatian.
Faktor yang Menyebabkan Pasar Bearish
Pasar bisa memasuki fase bearish karena berbagai penyebab, di antaranya:
-
Kondisi ekonomi melemah, misalnya pertumbuhan PDB turun atau inflasi meningkat.
-
Krisis global atau pandemi, seperti yang terjadi saat Covid-19, membuat pasar saham dunia anjlok.
-
Kinerja perusahaan menurun, menyebabkan investor kehilangan kepercayaan.
-
Naiknya suku bunga, membuat investor lebih memilih instrumen berisiko rendah.
Dalam kondisi bearish, para trader biasanya lebih berhati-hati, bahkan cenderung melakukan aksi jual untuk menghindari kerugian lebih besar. Sebagian lainnya memilih menunggu momen terbaik sebelum kembali masuk ke pasar.
Simbol Bullish dan Bearish di Pasar Saham
Istilah bullish dan bearish kini tidak hanya menggambarkan kondisi pasar, tetapi juga sudah menjadi simbol ikonik dalam dunia investasi:
-
Banteng (Bull) → melambangkan pasar saham yang sedang naik (optimisme dan kekuatan).
-
Beruang (Bear) → melambangkan pasar saham yang sedang turun (kehati-hatian dan ketakutan).
Kedua simbol ini bahkan digunakan oleh banyak bursa efek dunia, termasuk New York Stock Exchange (NYSE) dan Bursa Efek Indonesia (BEI), sebagai representasi dinamika pasar.
Perbedaan Bullish dan Bearish Secara Singkat
| Aspek | Bullish | Bearish |
|---|---|---|
| Arah tren harga | Naik | Turun |
| Sentimen pasar | Optimis | Pesimis |
| Aktivitas trading | Ramai (banyak beli) | Sepi (banyak jual) |
| Kondisi ekonomi | Stabil atau tumbuh | Melambat atau krisis |
| Simbol | Banteng | Beruang |
Kesimpulan
Istilah bullish dan bearish adalah dua kondisi penting yang perlu dipahami oleh setiap trader maupun investor saham.
Mengetahui perbedaan dan tanda-tanda keduanya membantu kamu menentukan strategi trading yang tepat, kapan harus membeli, menahan, atau menjual saham.
Ketika pasar bullish, peluang profit biasanya lebih besar. Namun saat bearish, peluang juga tetap ada bagi mereka yang mampu membaca arah pasar dengan cermat.
Istilah dalam saham masih ada banyak lagi. Berikut beberapa istilah yang sering digunakan dalam Pasar Saham beserta artinya.
Istilah Dalam Saham:
1. Bursa Efek
Kata Bursa Efek pasti sering disebutkan dalam pasar saham. Apa itu Bursa Efek. Bursa Efek adalah pihak yang menyediakan seluruh sarana dan sistem untuk transaksi jual beli saham. Bursa Efek merupakan tempat/wadah bagi investor, sekuritas dan emiten untuk bertemu melakukan transaksi.
2.Investor
Investor adalah penyebutan untuk orang/individu atau institusi/perusahaan yang membeli saham dari sebuah perusahaan di bursa efek. Sementara investor ritel penyebutan untuk investor individu atau investor kecil.
3. Sekuritas
Sekuritas
adalah sebuah perusahaan tempat investor melakukan transaksi jual beli saham.
Sekuritas di Indonesia ada puluhan dan rata-rata sekuritas saat ini sudah
memiliki aplikasi trading saham yang bisa di install di ponsel. Jadi para investor dapat
melakukan jual beli saham dari ponsel masing-masing.
4. Istilah Emiten
Emiten adalah perusahaan yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat melalui penawaran umum. Emiten adalah kata lain untuk menyebut perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa efek.
5. Istilah Saham
Saham adalah
surat berharga yang diperjual belikan di bursa efek. Saham biasanya diperjual
belikan dalam hitungan lot.
6. Istilah Lot
Lot adalah satuan perdagangan saham yang jumlahnya sebesar 100 lembar saham atau 1 lot artinya 100 lembar. Saat melakukan transaksi jual beli saham minimal jual dan beli adalah 1 lot.
7. Istilah Kode Saham
Kode Saham adalah
kode yang diberikan kepada setiap perusahaan terdiri dari 4 hurup. Setiap
perusahaan memiliki kode saham yang berbeda-beda, tidak ada yang sama. Misalanya Unilever Indonesia memiliki kode
saham UNVR. Astra International memiliki kode saham ASII. Bank BRI memiliki
kode saham BBRI.
Jadi setiap orang yang ingin bertransaksi jual beli saham, maka harus memasukkan kode saham yang ingin ditransaksikan.
8. Istilah RDN
RDN (Rekening Dana Nasabah) adalah rekening tabungan milik investor. Rekening ini biasaya di buka di salah satu bank yang sudah bekerjasama dengan bursa efek. Semua hasil transaksi jual beli saham akan dikirim ke RDN. Jadi semua histori transaksi dapat dilihat di RDN.
9. Istilah Capital Gain
Capital Gain adalah keuntungan yang diperoleh investor saat menjual saham. Keuntungan ini berasal dari selisih harga jual dikurangi harga beli.
10. Capital Loss
Selain istilah
capital gain maka ada juga istilah capital
Loss yang artinya kerugian yang dialami investor saat menjual saham.
Kerugian ini dialami karena menjual lebih murah dari harga belinya. Misalnya
harga beli saham sebesar Rp 500 per lembar, lalu dijual Rp 450 per lembar.
11. Istilah Cuan
Cuan adalah kata lain untuk mengatakan untung dari transaksi jual beli saham.
12. Istilah Cut Loss
Cut loss adalah tindakan yang diambil investor untuk mejual rugi saham yang dimilikinya. Cat loss juga disebut jual rugi. Cut Loss dilakukan biasanya karena berbagai alasan dari si investor. Ada yang menghindar agar tidak mengalami kerugian yang lebih dalam karena dia berasumsi sahamnya akan turun. Ada juga yang ingin mengalihkan sahamnya untuk beli saham yang lain. Jadi alasan cut loss tergantung ke masing-masing investor.
13. Take Profit
Take Profit adalah tindakan yang diambil investor untuk menjual sahamnya dalam posisi untung. Bisa juga disebut jual untung.
14. Istilah BID
BID adalah permintaan harga beli saham di market atau penawaran beli. Sering juga disebut antrian beli. BID biasanya ada di sebelah kiri dan ada juga posisinya di bawah, tergantung bawaan dari aplikasi trading sekuritas.
15. Offer/Ask
Offer adalah permintaan harga jual saham di market atau penawaran jual / antri jual. Offer/Ask biasanya ada di sebelah kanan dan ada juga posisinya di atas, tergantung bawaan dari aplikasi trading sekuritas.
16. Istilah ARA (Auto Reject Atas)
ARA adalah
batas harga tertinggi sebuah saham. Apabila sebuah saham ARA artinya saham
tersebut mencapai harga paling atas pada jam perdagangan saham. Para investor
juga sering menyebutnya dengan istilah mentok atau harga saham x mentok.
17. Istilah ARB (Auto Reject Bawah)
ARB adalah batas harga terendah sebuah saham. Jadi ARB adalah kebalikan dari ARA.
18. Dividen
Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada seluruh pemegang saham. Jumlah dividen biasanya dibagikan dalam bentuk per lembar saham. Misalnya dividen Unilever sebesar Rp 120 per lembar saham.
19. Cum Dividen
Cum Dividen adalah tanggal perdagangan terakhir yang bisa mendapatkan dividen. Misalnya investor X membeli saham ABCD pada tanggal cum dividen, maka investor x tersebut akan mendapatkan dividen dari saham ABCD.
20. Dividen Yield
Dividen Yield
adalah nilai persentase yang diperoleh dari membagikan dividen per lembar
dengan harga saham. Misalnya, saham ABCD membagikan dividen sebesar Rp 100 per
lembar saham. Sedangkan harga saham ABCD saat cum dividen adalah Rp 2.000 per
lembar, maka dividen yield saham ABCD adalah 5%.
0 comments
Posting Komentar