Laba Bersih BTPN Kuartal II 2020 Turun 9,52% Jadi Rp 1,11 Triliun
Kuhuni.com –
Laba bersih Bank BTPN Tbk (BTPN) pada semester 1 tahun 2020 sebesar Rp 1,11 triliun. Laba bersih BTPN
kuartal II tahun 2020 yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 9,52% dibandingkan kuartal II tahun 2019 laba bersih mencapai Rp 1,23 triliun.
Sumber: Laporan keuangan Bank BTPN Tbk Kuartal II tahun 2020 |
Bila diperhatikan pada laporan keuangan BTPN di atas.
Pendapatan bunga dan syariah Bank BTPN Tbk (BTPN) dari Januari hingga Juni 2020
sebesar Rp 8,67 triliun. Pendapatan bunga ini terdiri dari:
- Pendapatan dari kredit sebesar Rp 6,20 triliun, turun 6,26% dibanding QII-2019 yang pendapatan kreditnya mencapai Rp 6,24 triliun.
- Pendapatan efek sebesar Rp 188,18 miliar, turun hingga 41,43% dibanding QII-2019 Rp 321,32 miliar.
- Penempatan pada Bank Indonesia Rp 146,03 miliar, turun dibanding QII-2019 Rp 154,40 miliar.
- Giro dan penempatan pada bank lain Rp 10,38 miliar, turun dibanding QII-2019 Rp 21,72 miliar.
- Pendapatan dari pihak berelasi Rp 118,77 miliar, naik dibanding QII-2019 Rp 62,11 miliar.
- Pendapatan syariah sebesar Rp 1,93 triliun, turun dibanding QII-2019 yang mencapai Rp 2,04 triliun.
Apabila kita perhatikan, total pendapatan bunga dan
syariah yang sebesar Rp 8,67 triliun di semester 1 tahun 2020 ini mengalami
penurunan 7,57% dibanding semester 1 tahun 2019 yang mencapai Rp 9,39 triliun. Sementara
untuk pendapatan operasional lainnya mencapai
Rp 895,30 miliar, mengalami kenaikan 7,15% dibanding QII-2019 hanya Rp
835,51 miliar.
Beban bunga dan syariah Bank BTPN pada kuartal II tahun
2020 sebesar Rp 3,28 triliun, mengalami
penurunan 21,81% dari sebelumnya QII-2019 Rp 4,20 triliun. Beban
operasional seperti gaji sebesar Rp1,61 triliun, turun sedikit dibanding
QII-2019 Rp 1,62 triliun. Beban umum dan administrasi sebesar Rp 1,53 triliun,
naik dibanding QII-2019 Rp 1,47 triliun. Beban operasional lainnya sebesar Rp
292,39 miliar, naik dibanding QII-2019 Rp 256,74 miliar.
Pada semester 1 tahun 2020 beban penyisihan kerugian
penurunan nilai Bank BTPN meningkat hingga 62,58%, dimana QII-2020 Rp 1,22
triliun sedangkan QII-2019 hanya Rp 750,52 miliar. Meskipun Bank BTPN berhasil
menurunkan biaya bunga dan syariah hingga 21,81%,tetapi penurunan pendapatan
dan meningkatnya beban penyisihan kerugian penurunan nilai membuat laba
bersihnya berkurang, sehingga laba per saham juga ikut turun. Laba bersih per
saham BTPN pada kuartal II tahun 2020 menjadi Rp 139 per saham (QII-2019 Rp
158 per saham).
Hingga 30 Juni 2020 PT Bank BTPN Tbk (BTPN) memiliki
total aset sebesar Rp 185,19 triliun
yang di dalamnya terdapat kas sebesar Rp 2,08 triliun dan kredit yang diberikan Rp 148,74 triliun. Jumlah
liabilitas BTPN tercatat sebesar Rp 145,52
triliun yang di dalamnya terdapat simpanan nasabah sebesar Rp 93,96
triliun dan simpanan dari bank lain Rp
1,83 triliun serta obligasi sebesar Rp
1,89 triliun. Sementara BTPN
memiliki total ekuitas yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 30,38 triliun. Terakhir yang tidak
kalah penting yaitu, Bank BTPN hingga 30 Juni 2020 memiliki rasio
Non-Performing Loan (NPL) 1,12%, naik sebesar 0,31% dari Desember 2019 yang NPL
hanya 0,81%.
Baca Juga
Ini Penyebab Laba Bersih Bank BCA Turun di Semester 1 2020
Kuhuni.com – Semester
1 tahun 2020 pendapatan bersih Bank BCA Tbk (BBCA) sebesar Rp 27,24 triliun.
Pendapatan bersih ini meningkat 10,6% dibanding semester 1 tahun 2019 yang
pendapatan bersihnya hanya Rp 24,63 triliun. Pendapatan dari operasional
lainnya seperti administrasi dan komisi juga meningkat 9,6% yang mana di
semester 1 tahunn 2019 hanya Rp 9,61 triliun sedangkan di semester 1 tahun 2020
mencapai Rp 10,53 triliun.
Berapa Jumlah Kredit Bermasalah Bank BTN?
Kuhuni.com –
Kredit bermasalah Bank BTN (BBTN) atau Non-Performing Loan (NPL) kuartal 1 tahun 2020 seberapa besar dan
mengkhawatirkan? Belakangan ini muncul berita yang menyatakan bahwa ada
beberapa bank yang mengalami kesulitan
likuiditas di tengah pandemi covid 19. Berita ini tentu saja membuat sebahagian
investor ritel di pasar modal merasa tidak nyaman bahkan ketakutan. Ketakutan
yang muncul di tengah-tengah investor ritel dan masyarakat akan keberadaan berita buruk
tersebut cukup wajar di tengah kondisi perekonomian yang terpuruk saat ini.
Ditambah berita kasus-kasus gagal bayar yang sedang terjadi seperti Jiwasraya, KSP
Indosurya dan kasus-kasus lainnya tentu saja membuat investor ritel dan
masyarakat seperti merasa trauma, khususnya bagi mereka-mereka yang tersangkut
dananya.
Histori Dividen Bank Tabungan Negara (BBTN) Sejak IPO 2009
Kuhuni.com - Histori Dividen Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) sejak IPO tahun 2009 selalu rutin membagi dividen. Pembagian dividen ke investor dimulai sejak tahun 2010 sebesar Rp 15,09 per saham. Selanjutnya berlangsung hingga ke tahun-tahun berikutya yakni di tahun 2011 dividen sebesar Rp 31,19 per lembar, tahun 2012 Rp 25,31 per lembar hingga ke tahun 2020 sebesar Rp 1,97 per lembar.
Top Broker Saham di Indonesia
Terpopuler
Berita Utama
20 Aplikasi Trading Terdaftar di OJK: Paling Banyak Digunakan
Aplikasi Trading Terdaftar di OJK – Paling banyak digunakan tahun 2022 yaitu Neo Host Mobile milik Mirae Aset Sekuritas (YP), aplikasi IPO...