Kuhuni.com –
Kredit bermasalah Bank BTN (BBTN) atau Non-Performing Loan (NPL) kuartal 1 tahun 2020 seberapa besar dan
mengkhawatirkan? Belakangan ini muncul berita yang menyatakan bahwa ada
beberapa bank yang mengalami kesulitan
likuiditas di tengah pandemi covid 19. Berita ini tentu saja membuat sebahagian
investor ritel di pasar modal merasa tidak nyaman bahkan ketakutan. Ketakutan
yang muncul di tengah-tengah investor ritel dan masyarakat akan keberadaan berita buruk
tersebut cukup wajar di tengah kondisi perekonomian yang terpuruk saat ini.
Ditambah berita kasus-kasus gagal bayar yang sedang terjadi seperti Jiwasraya, KSP
Indosurya dan kasus-kasus lainnya tentu saja membuat investor ritel dan
masyarakat seperti merasa trauma, khususnya bagi mereka-mereka yang tersangkut
dananya.
Kembali
ke persolan kredit bermasalah Bank BTN (BBTN), bagaimana kondisinya dan
seberapa besar? Hingga tanggal 31 Maret 2020 Bank BTN telah menyalurkan total
kredit sebesar Rp. 253.251.917.000.000 atau Rp 253,25 triliun. Bank BTN
melaporkan Non-Performing Loan (NPL) bruto sebesar 4,91%, sehingga nilai
NPL bruto BTN sebesar Rp 12.432.088.000.000, atau Rp 12,432 triliun. Sementara
itu Bank BTN melaporkan Non-Performing Loan (NPL) neto sebesar 2,38%,
sehingga nilai NPL Net Bank BTN sebesar Rp 6.035.950.000.000, atau Rp 6,035 triliun.
Menurut
ketentuan Bank BI, nilai NPL yang mencapai 5% atau lebih dikategorikan sebagai
bank yang memiliki kualitas kredit tidak sehat. Bank yang memiliki nilai NPL di
atas 5% biasanya akan mendapat perhatian atau monitoring dari Bank BI dan OJK. Biasanya
bank tersebut akan diperingatkan untuk memperbaiki kinerja kualitas kreditnya.
Menekan angka NPL hingga di bawah 5%.
Semakin
kecil nilai NPL perbakan, hal itu menandakan bank tersebut memiliki kualitas
kredit yang baik. Namun, apabila kita perhatikan nilai NPL Bank BTN sudah
hampir mencapai 5% yakni 4,91%. Dalam hal ini Bank BTN memiliki kualitas kredit
yang kurang bagus, sehingga perlu dilakukan perbaikan untuk menurunkan nilai
NPL-nya. Apabila kita bandingkan dengan bank lain, NPL biasanya berkisar 1-3%.
Tingginya NPL sebuah
bank bisa mempengaruhi pendapatan atau laba bersih sebuah bank. Dan hal ini
bisa menyebabkan laba bersih bank jadi minus, sehingga akan mengurangi modal
bank atau Capital Adequacy Ratio (CAR). Hingga kuartal 1 tahun 2020, Bank BTN memiliki
Capital Adequacy Ratio (CAR) 18,73%.
Jauh melebihi CAR yang ditentukan bank BI yaitu di atas 12%. Bank BI membuat
monitoring terhadap CAR perbankan. Bank yang miliki CAR ≥ 12% dikategorikan sangat sehat. 9% ≤ CAR<
12% kategori sehat. 8% ≤ CAR < 9% kategori cukup sehat. 6% ≤ CAR < 8%
kategori kurang sehat. CAR ≤ 6% kategori tidak sehat.
Dalam hal ini, modal
bank atau permodalan Bank BTN (BBTN) termasuk kategori sangat sehat karena
miliki CAR 18,73%.
0 comments
Posting Komentar