Laporan Keuangan Bank BRI (BBRI) Oktober 2025, Laba Bersih Turun Rp 4,67 Triliun (Bank Only)

gedung kantor pusat bank bri
Gedung Kantor Pusat Bank BRI. Dokumentasi Kuhuni.com


PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, atau yang dikenal sebagai BRI, terus menunjukkan perannya sebagai salah satu pilar perbankan di Indonesia. Laporan keuangan bulanan (individual) BRI per 31 Oktober 2025 dan perbandingan dengan periode yang sama tahun 2024 (bank only) menyajikan gambaran kinerja yang komprehensif, mencakup Posisi Keuangan, Laba Rugi, dan Komitmen Kontinjensi.

Analisis ini akan mengupas tuntas angka-angka kunci, melihat tren pertumbuhan dan tantangan yang dihadapi BRI, serta memberikan perspektif mendalam bagi para investor dan pemangku kepentingan.


Ringkasan Kinerja Utama BRI per 31 Oktober 2025


Pos 31 Oktober 2025 (Jutaan Rupiah) 31 Oktober 2024 (Jutaan Rupiah) Perubahan (YOY) Persentase Perubahan (YOY)
Total Aset 1.929.838.977 1.821.961.632 Naik 107.877.345 5,92%
Total Liabilitas 1.616.646.190 1.511.671.908 Naik 104.974.282 6,94%
Total Ekuitas 313.192.787 310.289.724 Naik 2.903.063 0,94%
Laba Bersih Tahun Berjalan 41.056.722 45.725.973 Turun 4.669.251 -10,21%
Kredit yang Diberikan 1.289.071.021 1.226.487.412 Naik 62.583.609 5,10%
Pendapatan Bunga Bersih 93.465.768 92.007.711 Naik 1.458.057 1,58%


II. Analisis Posisi Keuangan (Aset, Liabilitas, dan Ekuitas)

A. Pertumbuhan Aset dan Kredit

Total aset BRI per 31 Oktober 2025 mencapai Rp1.929,83 triliun, meningkat 5,92% (YoY) dari Rp1.821,96 triliun pada periode yang sama tahun 2024. Peningkatan aset ini didorong oleh pertumbuhan pada pos-pos utama, terutama:

  • Kredit yang Diberikan (Loans): Mencapai Rp1.289,07 triliun, tumbuh 5,10% dari Rp1.226,48 triliun pada Oktober 2024. Pertumbuhan kredit ini mengindikasikan keberhasilan BRI dalam fungsi intermediasi perbankan, khususnya dalam menyalurkan pembiayaan ke sektor produktif.
  • Surat Berharga yang Dimiliki (Securities): Meningkat menjadi Rp363,66 triliun dari Rp303,43 triliun.

B. Peningkatan Liabilitas (Dana Pihak Ketiga)

Total liabilitas juga mengalami kenaikan 6,94% (YoY) menjadi Rp1.616,64 triliun. Peningkatan ini terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK), yang mencakup:

  • Giro (Demand deposits): Tumbuh pesat menjadi Rp449,90 triliun dari Rp345,58 triliun, mencerminkan kenaikan signifikan sebesar 26,88%.
  • Tabungan (Savings deposits): Mencapai Rp572,96 triliun, naik 7,40% dari Rp533,46 triliun.
  • Deposito (Time deposits): Sedikit menurun menjadi Rp447,32 triliun dari Rp483,77 triliun.

Kenaikan Giro dan Tabungan yang lebih tinggi dibandingkan Deposito berkontribusi pada peningkatan rasio CASA (Current Account Savings Account) yang mencerminkan kualitas pendanaan murah bank.

C. Ekuitas

Total ekuitas mencatatkan pertumbuhan tipis sebesar 0,94% (YoY) menjadi Rp313,19 triliun dari Rp310,28 triliun. Meskipun laba bersih tahun berjalan mengalami penurunan, pos-pos seperti Modal Disetor dan Tambahan Modal Disetor yang relatif stabil, ditambah dengan Penghasilan Komprehensif Lain yang positif, menopang total ekuitas.


III. Analisis Laba Rugi dan Komprehensif Lain (Januari–Oktober 2025)

A. Penurunan Laba Bersih

Laba bersih BRI (bank only) untuk periode Januari hingga Oktober 2025 tercatat sebesar Rp41.056,72 miliar, mengalami penurunan signifikan 10,21% (YoY) dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun 2024 yang sebesar Rp45.725,97 miliar.

Baca: Estimasi Dividen BBRI 2026 Rp 290 – 390 Per Lembar, Cek Analisis Lengkapnya!

B. Pendapatan dan Beban Operasional

  1. Pendapatan Bunga Bersih (Net Interest Income)
    • Pendapatan Bunga (Interest income) naik menjadi Rp136,43 triliun dari Rp134,77 triliun, naik 1,23% (YoY).
    • Beban Bunga (Interest expenses) juga naik menjadi Rp42,97 triliun dari Rp42,77 triliun, naik 0,47% (YoY).
    • Meskipun demikian, Pendapatan Bunga Bersih masih mencatatkan kenaikan 1,58% (YoY) menjadi Rp93,46 triliun dari Rp92,00 triliun, didorong oleh pertumbuhan kredit yang solid.
  2. Pendapatan dan Beban Operasional Lainnya

    Penurunan laba bersih terutama disebabkan oleh kenaikan beban-beban operasional non-bunga:

    • Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan (Impairment Loss): Merupakan penekan laba terbesar, tercatat Rp33.516,41 miliar, meningkat 6,10% (YoY) dari Rp31.594,65 miliar. Peningkatan ini mencerminkan sikap kehati-hatian bank dalam membentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).
    • Kerugian Transaksi Spot dan Derivatif/Forward: Pos ini berbalik dari untung Rp161,45 miliar pada 2024 menjadi kerugian Rp(1.537,12) miliar pada 2025, yang sangat memengaruhi pendapatan non-bunga (fee-based income) bank.
    • Beban Tenaga Kerja dan Lainnya: Secara umum, beban operasional seperti Salaries and employee benefits (Rp24,45 triliun vs Rp24,12 triliun) dan Other expenses (Rp25,08 triliun vs Rp22,65 triliun) juga mengalami kenaikan, berkontribusi pada total Beban Operasional Lainnya sebesar Rp(42,41 triliun).

C. Total Laba Komprehensif

Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan (setelah memperhitungkan Penghasilan Komprehensif Lain) adalah Rp45.518,86 miliar, lebih tinggi dari Laba Bersih karena adanya Penghasilan Komprehensif Lain Tahun Berjalan Setelah Pajak sebesar Rp4.462,14 miliar, yang didominasi oleh keuntungan dari perubahan nilai wajar aset keuangan instrumen utang.


IV. Analisis Komitmen dan Kontinjensi

Analisis Komitmen dan Kontinjensi menunjukkan adanya peningkatan aktivitas off-balance sheet BRI:

Pos 31 Oktober 2025 (Jutaan Rupiah) 31 Oktober 2024 (Jutaan Rupiah) Perubahan (YOY)
Komitmen Tagihan Valas 69.264.461 29.615.810 Naik 39.648.651
Komitmen Kewajiban Valas 120.076.697 112.143.536 Naik 7.933.161
Fasilitas Kredit Belum Ditarik (Uncommitted) 154.931.105 91.611.615 Naik 63.319.490
Garansi yang Diberikan (Kontinjensi) 60.829.892 61.937.988 Turun 1.108.096

Kenaikan pada Fasilitas Kredit Belum Ditarik (Uncommitted) menunjukkan potensi pertumbuhan kredit di masa depan, seiring dengan optimisme pasar dan permintaan pembiayaan dari nasabah.

Baca:  Bank BRI (IDX: BBRI) - Harga Saham Hari Ini, Analisis Teknikal / Fundamental


Kesimpulan dan Prospek

Laporan keuangan individual BRI per Oktober 2025 menunjukkan bahwa bank berada dalam fase pertumbuhan aset dan intermediasi (kredit tumbuh 5,10%) yang sehat, didukung oleh struktur pendanaan yang semakin efisien (rasio CASA meningkat).

Namun, tantangan utama terlihat pada penurunan Laba Bersih sebesar 10,21% secara tahunan. Penurunan ini bukan berasal dari bisnis inti (Pendapatan Bunga Bersih naik), melainkan dari peningkatan signifikan pada beban pencadangan (CKPN) dan kerugian dari transaksi derivatif. Hal ini mencerminkan sikap prudent (kehati-hatian) bank dalam menghadapi potensi risiko kredit, yang secara strategis dapat memperkuat fundamental jangka panjang.

Baca: Profil dan Sejarah Bank BRI: Dari Volksbank 1895 hingga Raksasa UMKM Indonesia

BRI diperkirakan akan terus memperkuat fundamental bisnisnya melalui menjaga kualitas aset, meningkatkan efisiensi, dan melanjutkan transformasi digital, sejalan dengan peran strategisnya dalam mendorong ekonomi kerakyatan melalui segmen UMKM.

0 comments

Posting Komentar

Terbaru

      Konten Pilihan