Kuhuni.com – Jakarta. Kredit
macet bank mulai mengalami kenaikan akibat ekonomi yang semakin buruk. Kredit
macet ini juga mulai menjalar ke bank besar di Indonesia. Hingga akhir maret
ini sejumlah bank besar di Indonesia sudah menyampaikan laporan keuangan.
Meskipun demikian kredit macet yang tercatat di laporang keuangan tersebut
masih belum mencerminkan dampak dari pandemi Virus Corona di Indonesia.
Sebab,
Virus Corona mulai terdeteksi di Indonesia yaitu sejak awal Maret. Dan PSBB
baru mulai diterapkan sejak awal April. Seperti Jakarta sebagai pusat awal
penyebaran Virus Corona baru menerapkan PSBB pada tanggal 10 April 2020. Jadi
bisa disimpulkan laporan keuangan bank besar di tanah air belum mencerminkan dampak
dari Virus Corona. Dampak dari keterpurukan ekonomi yang sendang terjadi saat
ini akan mulai tercermin di laporan keuangan di berikutnya di tahun 2020 ini.
LIHAT JUGA: Update Kode Transfer Bank di Indonesia
Dari
laporan keuangan kuartal pertama tahun 2020 sejumah bank besar seperti bank buku 4 sudah
menyampaikan besaran kredit macetnya. Berikut tim Kuhuni sudah melakukan riset dari laporan keuangan pada sejumlah bank dan
mengurutkan besaran kredit macetnya.
Kredit Macet Bank BNI
Bank
BNI hingga kuartal pertama di tahun 2020 telah menyalurkan kredit sebesar Rp 579.604.360.000.000
atau Rp 579,6 triliun. Total CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) Bank BNI
yaitu Rp 32.686.673.000.000 atau Rp 32,6 triliun. Sehingga total pinjaman
bersih yang disalurkan Bank BNI adalah Rp 546,9 triliun.
Bank
BNI mencatatkan kredit macet sebesar Rp 6.119.158.000.000 atau Rp 6,1 triliun
sampai pada tanggal 31 Maret 2020. Rasio Non-Performing Loan (NPL) bruto
Bank BNI 2,45% dan rasio NPL neto BNI adalah 0,58%.
Kredit Macet Bank BCA
Bank
BCA hingga tanggal 31 Maret 2020 sudah menyalurkan kredit dengan total sebesar
Rp 596.409.652.000.000 atau Rp 596,4
triliun. Dari total kredit tersebut Bank BCA melaporkan nilai CKPN (Cadangan
Kerugian Penurunan Nilai) sebesar Rp. 22.045.913.000.000. atau Rp 22 triliun. Sehingga total pinjaman
bersih yang telah diberikan Bank BCA yaitu Rp 574 triliun.
Bank
BCA juga melaporkan total kredit macet hingga 31 Maret 2020 yaitu sebesar Rp.
6.907.389.000.000 atau Rp. 6,9
triliun. Sebagai tambahan, hingga pada tanggal 31 Maret 2020, rasio non-performing
loan (NPL) bruto Bank BCA sebesar 1,60% dan rasio NPL neto Bank BCA 0,59%..
Kredit Macet Bank BRI
Bagaimana
dengan kredit macet Bank BRI? Pertama mari kita lihat total kredit yang telah
disalurkan bank pemilik aset terbesar di Indonesia ini. Sampai pada tanggal 31
Maret 2020 Bank BRI telah menyalurkan total kredit sebesar Rp. 901.805.704.000.000
atau Rp 901,8 triliun. Bank BRI melaporkan nilai CKPN (Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai) dari total kredit yang disalurkan sebesar Rp 56.862.633.000.000
atau Rp. 56,8 triliun. Sehingga Bank BRI telah menyalurkan kredit bersih
sebesar Rp 844,9 triliun.
LIHAT JUGA: Profil dan Sejarah
Perjalanan Bisnis Bank BRI
Bagaimana
dengan kredit macet Bank BRI? Hingga tanggal 31 Maret 2020 Bank BRI mencatat
kredit macet sebesar Rp 19.866.789.000.000 atau Rp 19,8 triliun. Rasio Non-Performing
Loan (NPL) bruto Bank BRI (entitas induk) 2,81% dan rasio NPL neto BRI adalah 0,63%.
Dari
data di atas dapat disimpulkan Bank BRI menduduki peringkat pertama yang
memiliki total nilai kredit macet terbesar. Bahkan mencapi 3 kali nilai kredit macet Bank
BNI. Riset kredit macet ini akan kembali dirilis untuk menampilkan kredit macet Bank Mandiri. Berhubung Bank Mandiri hingga akhir bulan Mei belum merilis
laporan keuangan kuartal pertama tahun 2020, sehingga tim Kuhuni belum bisa
menampilkan datanya.
0 comments
Posting Komentar