Dividen BRI 2021
Kuhuni.com – Dividen tunai Bank BRI Tbk (BBRI) tahun 2021 diproyeksikan akan membagi dividen sebesar ±Rp 7,86 – 9,43 triliun atau ±Rp 75,5 – 90,6 per lembar saham. Estimasi jumlah dividen tahun 2021 ini berdasarkan histori pembagian dividen BBRI dari tahun-tahun sebelumnya. Rasio pembagian dividen BBRI tahun 2019-2020 yaitu sebesar 50%-60% dari laba bersih.
Kenapa Laba BCA Lebih Mantap dibanding BRI dan Mandiri? Ternyata Ini Alasannya!
Tanggapan Bank BRI Terkait Dampak Covid-19 Periode Juni 2020
Manajemen Bank BRI (BBRI) telah memberikan keterangan resmi
kepada Bursa Efek Indonesia mengenai dampak Covid-19 terhadap Bank BRI. Bursa
Efek telah memberikan beberapa pertanyaan guna untuk mengetahui informasi
terkini mengenai kondisi operasional dan kinerja keuangan. Manajemen
Bank BRI telah memberikan tanggapan sebagai berikut:
- Bagaimana kondisi kelangsungan
usaha Perseroan saat ini? Terganggu oleh Covid-19
- Apakah Pandemi Covid-19
berdampak pada penghentian
dan/atau pembatasan operasional Perseroan dan/atau Entitas
Anak? Ya, berdampak pada pembatasan operasional sebagian.
- Berapa lama perkiraan jangka
waktu penghentian/pembatasan operasional? Antara 1–3 bulan.
- Agar dijelaskan lebih lanjut
rincian jenis kegiatan yang mengalami penghentian dan/atau pembatasan
operasional Perseroan dan/atau Entitas Anak (misalnya: segmen usaha yang
terhenti, bisnis unit yang terhenti, lokasi kegiatan usaha yang
berhenti,dll).
Pembatasan jam kerja operasional di kantor cabang disebabkan penerapan standar protokol Covid19 dan diterapakannya program Work from home bagi sebahagian pegawai. - Seberapa besar kontribusi pendapatan dari
kegiatan operasional yang terhenti dan/atau mengalami pembatasan
operasional tersebut terhadap total pendapatan (konsolidasi) tahun 2019? 51%-75%
- Jumlah karyawan di PHK. Kondisi
karyawan periode Januari 2020 hingga saat ini? 0 (kosong)
- Jumlah karyawan yang terdampak
dengan status lainnya (contoh: pemotongan gaji, penyesuaian shift/hari/jam
kerja, dll). Kondisi karyawan periode Januari 2020 hingga saat ini? 0
(kosong).
- Seberapa besar perkiraan
perubahan total pendapatan (konsolidasi) untuk periode terkini di tahun
2020 (dapat menggunakan proforma) dibandingkan periode yang sama di tahun
2019? Penurunan total pendapatan < 25%
- Seberapa besar perkiraan
perubahan laba (rugi) bersih (konsolidasi) untuk periode terkini di tahun
2020 (dapat menggunakan proforma) dibandingkan periode yang sama di tahun
2019? Penurunan laba bersih < 25%
- Perkiraan total pendapatan dan
laba (rugi) bersih yang digunakan Perseroan di atas berdasarkan? Periode
yang berakhir per 31 Maret 2020 dibandingkan 31 Maret 2019.
- Apakah Pandemi Covid-19
berdampak pada pemenuhan
kewajiban keuangan jangka pendek yang terkini Perseroan
dan/atau Entitas Anak (Utang Usaha, Utang Bank/Lembaga Keuangan, Kupon
dan/atau Pokok Obligasi, MTN dll)? Tidak berdampak
- Apakah Pandemi Covid-19
berdampak pada Permasalahan
hukum yang bersifat material seperti gugatan pailit/PKPU
terhadap Perseroan dan/atau Entitas Anak? Tidak
- Apakah Pandemi Covid-19
berdampak pada Permasalahan
hukum yang bersifat material seperti pembatalan kontrak
material terhadap Perseroan dan/atau Entitas Anak? Tidak
- Apakah Pandemi Covid-19
berdampak pada Permasalahan
hukum yang bersifat material seperti somasi atau tuntutan
hukum karena wanprestasi terhadap Perseroan dan/atau Entitas Anak? Tidak
- Apakah Pandemi Covid-19
berdampak pada Permasalahan
hukum yang bersifat material selain 3(tiga) dampak di atas
terhadap Perseroan dan/atau Entitas Anak? Tidak
- Bagaimana strategi/upaya Perseroan dalam mempertahankan
kelangsungan usaha di tengah kondisi Pandemi Covid-19?
Untuk menjaga pertumbuhan kinerja yang berkesinambungan, BRI melakukan penyesuaian terhadap strategi perusahaan baik di sisi operasional dan bisnis. Di masa pandemik, BRI tetap mengutamakan keselamatan dan kesehatan pekerja dengan mengaktifkan protokol Business Continuity Management yang menerapkan 3 Pillar of Crisis, yaitu people first, business process dan good corporate governance.
Selama masa PSBB dan penerapan kebijakan WFH (work from home), BRI juga melakukan mitigasi risiko dan meningkatkan awareness terhadap data security. Sebagai langkah antisipatif pada sisi bisnis, BRI fokus untuk melakukan selective growth yang fokus melakukan penyaluran di wilayah dan sektor yang kurang/tidak terdampak Covid-19. BRI juga melakukan prioritasisasi program restrukturisasi kredit yang terdampak Covid-19. Dengan pembelakukan PSBB dan himbauan physical distancing, BRI menyadari bahwa terjadi perubahan pola transaksi keuangan masyarakat menjadi digital. Oleh karenanya BRI mengandalkan layanan transaksi digital untuk kebutuhan transaksi nasabah.
Daftar Jumlah Kredit Macet Bank Buku Empat, Siapa Juaranya?
Kuhuni.com
– Jakarta. Kredit macet bank buku empat (IV) akan mengalami kenaikan akibat pandemi
Virus Corona yang sedang melanda Indonesia. Saat ini ada 7 bank yang masuk
dalam daftar bank buku empat. Yaitu Bank BRI, Mandiri, BCA, BNI, Danamon, CIMB
Niaga dan Bank Pan Indonesia. Bank buku empat sendiri yaitu bank yang memiliki
modal inti di atas 30 triliun.
Ada beberapa bank yang berpotensi masuk ke dalam daftar bank buku empat
yaitu Bank BTPN. Saat ini Bank BTPN memiliki ekuitas Rp 29,9 triliun, hampir
mencapai di atas 30 triliun. Bank OCBC
NISP Tbk juga menjadi kandidat bank buku empat. Sekarang, Bank OCBC memiliki
ekuitas sebesar Rp 27,9 triliun. Sehingga tim riset Kuhuni akan memasukkan daftar
kredit macet Bank BTPN dan Bank OCBC sebagai tambahan.
Pada
kuartal pertama tahun 2020 ini, daftar bank di atas telah melaporkan kinerjanya
dalam laporan keuangannya masing-masing. Berikut daftar kredit macet
masing-masing dari bank tersebut.
Top Broker Saham di Indonesia
Terpopuler
Berita Utama
20 Aplikasi Trading Terdaftar di OJK: Paling Banyak Digunakan
Aplikasi Trading Terdaftar di OJK – Paling banyak digunakan tahun 2022 yaitu Neo Host Mobile milik Mirae Aset Sekuritas (YP), aplikasi IPO...
