Kenapa Saham DMAS "Jalan di Tempat" Padahal Bid Offer Tebal? Ini Alasannya!

saham dmas
Trading Saham DMAS. Kuhuni.com


Bagi investor di Bursa Efek Indonesia (BEI), melihat orderbook PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS) sering kali menimbulkan tanda tanya besar. Anda mungkin sering melihat antrean Bid dan Offer yang mencapai jutaan lembar, namun anehnya, harga saham seolah "mati suri" atau bergerak dalam rentang yang sangat sempit (sideways).

Fenomena ini sering kali memicu rasa frustrasi, terutama bagi investor ritel yang mengharapkan kenaikan harga cepat (capital gain). Berdasarkan data transaksi terbaru per 23 Desember 2025, saham pengelola kawasan industri Deltamas ini kembali menunjukkan pola "tembok raksasa" yang mengunci pergerakan harga.

Mengapa hal ini terjadi? Apakah DMAS masih layak dikoleksi di tahun 2026? Mari kita bedah secara mendalam dari sisi teknikal, bandarmologi, hingga fundamental.

Membedah Kondisi "Deadlock" pada Orderbook DMAS

Saham DMAS
Gambar Menampilkan Jumlah Bid Offer Saham DMAS pada tanggal 23 Desember 2025. Tangkapan Layar dari Aplikasi Sekuritas


Data perdagangan real-time pada akhir Desember 2025 menunjukkan kondisi pasar yang sangat ketat bagi DMAS:

  • Stagnansi Harga: Saham bertengger di level 129 dengan perubahan 0.00%. Harga pembukaan yang sama dengan harga penutupan menunjukkan absennya dorongan tren (momentum) yang kuat.
  • Rentang Gerak Sempit: Pergerakan harian hanya berputar di antara 128 hingga 130. Ini berarti hanya terjadi pergeseran sebanyak 3 tick.
  • Pertarungan Tembok Raksasa: Tercatat antrean beli (Bid) sebanyak 251.209 lot di harga 128 dan antrean jual (Offer) sebesar 143.507 lot di harga 130.

Kondisi ini disebut sebagai deadlock. Kedua belah pihak (pembeli dan penjual) sama-sama memiliki amunisi besar, namun tidak ada yang melakukan aksi agresif (Hajar Kanan/Haka atau Hajar Kiri/Haki).

5 Alasan Mengapa Harga Saham DMAS Sulit Bergerak Naik

Untuk memahami mengapa saham DMAS sering "jalan di tempat", kita harus melihat lebih jauh dari sekadar angka di layar monitor. Berikut adalah faktor-faktor utamanya:

1. Struktur Kepemilikan dan Jumlah Saham Beredar (Huge Supply)

DMAS memiliki total saham tercatat yang sangat masif, yakni 48.198.111.100 lembar. Meski mayoritas dikuasai oleh raksasa:

  • PT Sumber Arusmulia: 57,28%
  • Sojitz Corporation: 25,00%
  • Masyarakat (Free Float): 17,72%

Walaupun porsi publik "hanya" 17,72%, secara nominal itu setara dengan 8,53 miliar lembar saham. Bagi sebuah saham untuk naik satu tick saja, diperlukan volume transaksi yang luar biasa besar untuk menghabiskan antrean di sisi Offer. Tanpa keterlibatan institusi besar atau big fund, tenaga investor ritel saja tidak akan cukup untuk menggerakkan harga secara signifikan.

2. Karakteristik Saham DMAS Sebagai "Dividend Play"

Sejarah mencatat bahwa mayoritas investor masuk ke DMAS bukan untuk mengejar kenaikan harga 100% dalam sebulan, melainkan memburu Dividend Yield yang tinggi.

  • Logikanya: Investor membeli untuk disimpan (Buy and Hold) demi aliran kas dari dividen.
  • Dampaknya: Jarang terjadi aksi jual panik (panic selling), namun di sisi lain, tidak ada urgensi bagi pembeli untuk melakukan Hajar Kanan (Haka) secara agresif. Harga cenderung stabil karena orientasi investornya adalah jangka panjang.

3. Strategi Pengendalian Harga (Bandarmologi)

Antrean jutaan lot di orderbook DMAS sering kali bukan antrean organik dari ribuan investor ritel, melainkan strategi dari pengelola pasar atau market maker.

  • Bid Tebal (di 128): Berfungsi sebagai "bantalan" atau psikologis support. Tujuannya agar harga tidak merosot jatuh dan memberikan kesan bahwa ada pembeli besar yang siap menampung.
  • Offer Tebal (di 130): Berfungsi sebagai "cap" atau plafon. Ini sering digunakan untuk mencegah harga naik terlalu cepat sebelum pihak tertentu selesai melakukan akumulasi di harga bawah.

4. Kinerja Fundamental 2025 yang Menantang

Data laba bersih DMAS di tahun 2025 menunjukkan adanya penurunan yang cukup signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Penurunan ini menciptakan sentimen wait and see di pasar.

  • Sisi Pembeli: Tidak ada alasan kuat (katalis positif) untuk mendongkrak harga ke atas.
  • Sisi Penjual: Enggan melepas di harga murah karena mengetahui DMAS memiliki cadangan kas melimpah dan land bank (cadangan lahan) di lokasi strategis yang nilainya terus meningkat.

5. Efek "Scalping" pada Fraksi Harga Rendah

Di level harga 120-an, kenaikan satu poin saja (misal dari 129 ke 130) sudah memberikan keuntungan sekitar 0,77%. Bagi trader dengan modal jumbo (miliaran rupiah), cuan kurang dari 1% ini sudah sangat besar jika dilakukan berulang kali dalam sehari (scalping). Akibatnya, harga hanya diputar-putar di area yang sama oleh para scalper volume besar.

Baca Juga: 12 Teknik Scalping Saham Paling Efektif untuk Dapat Cuan

Analisis Fundamental DMAS: Masihkah Menarik?

Meskipun harga sahamnya stagnan, kita tidak boleh melupakan kekuatan fundamental PT Puradelta Lestari Tbk. Sebagai bagian dari Grup Sinarmas dan berpartner dengan Sojitz dari Jepang, DMAS memiliki profil risiko yang relatif rendah.

Tabel Ringkasan Data DMAS (Desember 2025)

Indikator Data Per 23 Des 2025
Harga Saham Rp 129
Total Saham 48,19 Miliar Lembar
Price to Book Value (PBV) (Analisis Tergantung Ekuitas Terbaru)
Area Support Kuat Rp 128
Area Resistance Kuat Rp 132
Fokus Utama Kawasan Industri & Pusat Data (Data Center)

Strategi Investasi: Bagaimana Ritel Harus Bersikap?

Jika Anda adalah pemegang saham DMAS atau baru berencana masuk, berikut adalah beberapa strategi yang bisa diterapkan agar tidak terjebak dalam kebosanan pasar:

  1. Ubah Mindset ke Passive Income: Jangan memandang DMAS sebagai saham growth seperti saham teknologi. Pandanglah DMAS sebagai instrumen pengganti deposito dengan bunga yang jauh lebih tinggi melalui dividen. Fokuslah pada Dividend Payout Ratio (DPR) yang biasanya sangat royal, sering kali di atas 90%.
  2. Abaikan Fluktuasi Harian Orderbook: Memantau orderbook DMAS setiap menit hanya akan menguras energi mental Anda. Dengan volume antrean jutaan lot, perubahan harga akan sangat lambat. Cukup pantau melalui grafik mingguan atau bulanan.
  3. Manfaatkan Momentum Cum Date: Harga DMAS biasanya mulai bergerak volatile dan cenderung naik saat mendekati pengumuman dividen atau tanggal Cum Date. Ini adalah satu-satunya momen di mana volume beli biasanya mampu menembus tembok Offer yang tebal.
  4. Akumulasi di Area Support: Berdasarkan data saat ini, level 128 terbukti menjadi support yang sangat kuat. Melakukan akumulasi bertahap di area ini memberikan margin keamanan (margin of safety) yang cukup baik, karena harga jarang turun di bawah level psikologis tersebut tanpa sentimen negatif yang luar biasa.

Kesimpulan: Apakah DMAS Layak Beli?

Saham DMAS adalah pilihan tepat bagi tipe investor konservatif yang mengutamakan keamanan modal dan pendapatan rutin dari dividen. Namun, bagi Anda yang mencari kenaikan harga 10-20% dalam waktu singkat, DMAS mungkin bukan pilihan utama karena struktur pasarnya yang sangat berat untuk bergerak naik.

Stagnansi harga di level 129 saat ini adalah refleksi dari pasar yang sedang mencari keseimbangan antara kinerja laba 2025 dan ekspektasi dividen di tahun 2026.

Baca Juga: Histori Dividen DMAS: Mengupas Rahasia Yield Tinggi Sang Raja Kawasan Industri

Disclaimer: Investasi saham memiliki risiko. Analisis ini dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan perintah jual atau beli. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan investor.

0 comments

Posting Komentar

Terbaru

      Konten Pilihan