Kuhuni.com — Laporan Keuangan PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk (IDX: PJHB). Sahamm PJHB melaporkan kinerja keuangan yang positif pada empat bulan pertama tahun 2025. Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan dalam prospektus awal, perseroan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp5,86 miliar, turun 22,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp7,58 miliar. Lihat laporan keuangan di bawah, klik untuk memperbesar:
Pendapatan perseroan pada periode Januari–April 2025 tercatat Rp18,05 miliar, sedikit menurun 1,8% dari Rp18,38 miliar pada periode yang sama tahun 2024. Penurunan pendapatan disebabkan oleh berkurangnya pendapatan sewa kapal dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Beban pokok pendapatan juga turun menjadi Rp9,72 miliar dari Rp10,24 miliar, atau turun 5,1%. Dengan penurunan beban yang lebih dalam daripada pendapatan, laba kotor naik 2,4% menjadi Rp8,34 miliar, dibandingkan Rp8,14 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Namun demikian, laba usaha justru menurun 15,0% menjadi Rp5,84 miliar, dari sebelumnya Rp6,87 miliar pada Januari–April 2024.
Kinerja Neraca: Aset dan Ekuitas Naik Tajam
Per 30 April 2025, total aset PJHB mencapai Rp164,60 miliar, meningkat 83,9% dibandingkan posisi akhir Desember 2024 sebesar Rp89,50 miliar.
Kenaikan aset terutama berasal dari peningkatan nilai aset tetap, yang naik menjadi Rp145,50 miliar dari Rp66,09 miliar pada akhir 2024.
Lihat Juga: Keuntungan Trading Saham Harian yang Bisa Untung Cepat
Total liabilitas juga naik tipis menjadi Rp5,34 miliar, dibandingkan Rp5,23 miliar pada akhir 2024, sedangkan ekuitas melonjak tajam menjadi Rp159,26 miliar, dari Rp84,27 miliar pada posisi akhir tahun lalu.
Lihat Juga: Jadwal IPO Saham PJHB, Cek Prospek Sahamnya!
Sebagai perbandingan, total aset perseroan pada 31 Desember 2023 sebesar Rp80,05 miliar, dan di tahun 2022 sebesar Rp60,55 miliar, menunjukkan tren pertumbuhan aset yang kuat dalam tiga tahun terakhir.
Kas dan Arus Kas
Posisi kas dan setara kas hingga 30 April 2025 tercatat Rp4,74 miliar, turun 70,8% dibandingkan Rp16,25 miliar pada akhir 2024.
Penurunan kas ini disebabkan penggunaan dana untuk kegiatan operasional dan investasi yang meningkat pada awal tahun.
0 comments
Posting Komentar