Pembagian Dividen Emiten 2020


Kuhuni.com - Jakarta. Dividen adalah laba perusahaan yang dibagikan ke pemegang saham. Ada perusahaan yang membagikan dividen dua kali dalam satu tahun, berupa dividen interim dan dividen final. Contohnya adalah ASII, BBCA, UNTR, ITMG dan lainnya. Saham BUMN seperti BBRI, TLKM, BMRI, BBNI, JSMR, PTBA dan saham lainnya lebih sering membagikan dividen satu kali dalam satu tahun dalam bentuk dividen final.

Dividend payout rasio (DPR) atau rasio pembayaran dividen yang dibagikan pada pemegang saham biasanya ditentukan dalam RUPS. Semakin besar persentase DPR, maka jumlah dividen yang dibagikan juga semakin besar. Sebaliknya semakin kecil persentasi DPR, maka jumlah dividen yang dibagikan juga makin kecil.

Daftar Jumlah Kredit Macet Bank Buku Empat, Siapa Juaranya?


Kuhuni.com – Jakarta. Kredit macet bank buku empat (IV) akan mengalami kenaikan akibat pandemi Virus Corona yang sedang melanda Indonesia. Saat ini ada 7 bank yang masuk dalam daftar bank buku empat. Yaitu Bank BRI, Mandiri, BCA, BNI, Danamon, CIMB Niaga dan Bank Pan Indonesia. Bank buku empat sendiri yaitu bank yang memiliki modal inti di atas 30 triliun.


Ada beberapa bank yang berpotensi masuk ke dalam daftar bank buku empat yaitu Bank BTPN. Saat ini Bank BTPN memiliki ekuitas Rp 29,9 triliun, hampir mencapai di atas 30 triliun. Bank  OCBC NISP Tbk juga menjadi kandidat bank buku empat. Sekarang, Bank OCBC memiliki ekuitas sebesar Rp 27,9 triliun. Sehingga tim riset Kuhuni akan memasukkan daftar kredit macet Bank BTPN dan Bank OCBC sebagai tambahan.

Pada kuartal pertama tahun 2020 ini, daftar bank di atas telah melaporkan kinerjanya dalam laporan keuangannya masing-masing. Berikut daftar kredit macet masing-masing dari bank tersebut.

Jumlah Kredit Macet Bank BRI, BCA dan BNI, Siapa Terbesar?



Kuhuni.com – Jakarta. Kredit macet bank mulai mengalami kenaikan akibat ekonomi yang semakin buruk. Kredit macet ini juga mulai menjalar ke bank besar di Indonesia. Hingga akhir maret ini sejumlah bank besar di Indonesia sudah menyampaikan laporan keuangan. Meskipun demikian kredit macet yang tercatat di laporang keuangan tersebut masih belum mencerminkan dampak dari pandemi Virus Corona di Indonesia.

Sebab, Virus Corona mulai terdeteksi di Indonesia yaitu sejak awal Maret. Dan PSBB baru mulai diterapkan sejak awal April. Seperti Jakarta sebagai pusat awal penyebaran Virus Corona baru menerapkan PSBB pada tanggal 10 April 2020. Jadi bisa disimpulkan laporan keuangan bank besar di tanah air belum mencerminkan dampak dari Virus Corona. Dampak dari keterpurukan ekonomi yang sendang terjadi saat ini akan mulai tercermin di laporan keuangan di berikutnya di tahun 2020 ini.


Dari laporan keuangan kuartal pertama tahun 2020 sejumah bank besar seperti bank buku 4 sudah menyampaikan besaran kredit macetnya. Berikut tim Kuhuni sudah melakukan riset  dari laporan keuangan pada sejumlah bank dan mengurutkan besaran kredit macetnya.

Kredit Macet Bank BNI

Bank BNI hingga kuartal pertama di tahun 2020 telah menyalurkan kredit sebesar Rp 579.604.360.000.000 atau Rp 579,6 triliun. Total CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) Bank BNI yaitu Rp 32.686.673.000.000 atau Rp 32,6 triliun. Sehingga total pinjaman bersih yang disalurkan Bank BNI adalah Rp 546,9 triliun.

Bank BNI mencatatkan kredit macet sebesar Rp 6.119.158.000.000 atau Rp 6,1 triliun sampai pada tanggal 31 Maret 2020. Rasio Non-Performing Loan (NPL) bruto Bank BNI 2,45%  dan  rasio NPL neto BNI adalah 0,58%.

Kredit Macet Bank BCA

Bank BCA hingga tanggal 31 Maret 2020 sudah menyalurkan kredit dengan total sebesar Rp 596.409.652.000.000 atau Rp 596,4 triliun. Dari total kredit tersebut Bank BCA melaporkan nilai CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) sebesar Rp. 22.045.913.000.000. atau Rp 22 triliun. Sehingga total pinjaman bersih yang telah diberikan Bank BCA yaitu Rp 574 triliun.

Bank BCA juga melaporkan total kredit macet hingga 31 Maret 2020 yaitu sebesar Rp. 6.907.389.000.000 atau Rp. 6,9 triliun. Sebagai tambahan, hingga pada tanggal 31 Maret 2020, rasio non-performing loan (NPL) bruto Bank BCA sebesar 1,60% dan rasio NPL neto Bank BCA  0,59%..

Kredit Macet Bank BRI

Bagaimana dengan kredit macet Bank BRI? Pertama mari kita lihat total kredit yang telah disalurkan bank pemilik aset terbesar di Indonesia ini. Sampai pada tanggal 31 Maret 2020 Bank BRI telah menyalurkan total kredit sebesar Rp. 901.805.704.000.000 atau Rp 901,8 triliun. Bank BRI melaporkan nilai CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) dari total kredit yang disalurkan sebesar Rp 56.862.633.000.000 atau Rp. 56,8 triliun. Sehingga Bank BRI telah menyalurkan kredit bersih sebesar Rp 844,9 triliun.


Bagaimana dengan kredit macet Bank BRI? Hingga tanggal 31 Maret 2020 Bank BRI mencatat kredit macet sebesar Rp 19.866.789.000.000 atau Rp 19,8 triliun. Rasio Non-Performing Loan (NPL) bruto Bank BRI (entitas induk) 2,81% dan  rasio NPL neto BRI adalah 0,63%.

Dari data di atas dapat disimpulkan Bank BRI menduduki peringkat pertama yang memiliki total nilai kredit macet terbesar. Bahkan mencapi 3 kali nilai kredit macet Bank BNI. Riset kredit macet ini akan kembali dirilis untuk menampilkan kredit macet Bank Mandiri. Berhubung Bank Mandiri hingga akhir bulan Mei belum merilis laporan keuangan kuartal pertama tahun 2020, sehingga tim Kuhuni belum bisa menampilkan datanya.

Awas! Pinjaman Online Ilegal Berkedok Koperasi





Kuhuni.com – Jakarta. Pinjaman online ilegal kembali tumbuh subur di masyarakat. Kali ini pada tanggal 22 Mei 2020, Satgas Waspda Investasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali menemukan 50 aplikasi Koperasi Simpan Pinjam (lihat daftarnya di bawah) yang memberikan penawaran pinjaman online ilegal.

Aplikasi Trading Saham Terbaik

Aplikasi Trading Saham Terbaik
10 Aplikasi Saham Terbaik OJK: Resmi dan Aman Digunakan

Berita Utama

20 Aplikasi Trading Terdaftar di OJK: Paling Banyak Digunakan

Aplikasi Trading Terdaftar di OJK – Paling banyak digunakan tahun 2022  yaitu Neo Host Mobile milik Mirae Aset Sekuritas (YP),  aplikasi IPO...