Laba Bersih BRIS Kuartal II 2020 Naik 229,66%

Kuhuni.com – Laba bersih Bank BRI Syariah Tbk (BRIS) pada semester 1 tahun 2020 sebesar Rp 117,20 miliar. Laba bersih BRIS kuartal II tahun 2020 ini naik hingga 229,66% dibandingkan kuartal II tahun 2019 laba bersih hanya Rp 35,55 miliar.

Laporan Keungan BRIS Kuartal 2 2020
Sumber: Laporan Keuangan BRIS Kuartal 2 2020.

Saham LQ45 2020 – 2021

Bursa Efek Indonesia telah menerbitkan daftar saham lq45 untuk periode Agustus 2020 - Januari 2021. Daftar saham lq45 untuk tahun 2020-2021 ini ada 3 saham baru yang masuk yaitu saham MDKA (Merdeka Copper Gold Tbk), saham MIKA (Mitra Keluarga Kayasehat Tbk) dan saham SMRA (Summarecon Agung Tbk.

Laba Bersih BTPS Kuartal II 2020 Turun 33,30%


Laba Bersih BTPS Kuartal 2 2020 Turun 33,30%

Kuhuni.com – Laba bersih Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) pada semester 1 tahun 2020 sebesar Rp 406,69 miliar. Laba bersih BTPS kuartal II tahun 2020 ini turun hingga 33,30% dibandingkan kuartal II tahun 2019 laba bersih mencapai Rp 609,77 miliar.

Laba Bersih BTPN Kuartal II 2020 Turun 9,52% Jadi Rp 1,11 Triliun


Laba bersih Bank BTPN Kuartal 2 tahun 2020

Kuhuni.com – Laba bersih Bank BTPN Tbk (BTPN) pada semester 1 tahun 2020 sebesar Rp 1,11 triliun. Laba bersih BTPN kuartal II tahun 2020 yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 9,52% dibandingkan kuartal II tahun 2019 laba bersih mencapai Rp 1,23 triliun.
Laporan keuangan Bank BTPN Tbk  Kuartal II tahun 2020
Sumber: Laporan keuangan Bank BTPN Tbk Kuartal II tahun 2020

Bila diperhatikan pada laporan keuangan BTPN di atas. Pendapatan bunga dan syariah Bank BTPN Tbk (BTPN) dari Januari hingga Juni 2020 sebesar Rp 8,67 triliun. Pendapatan bunga ini terdiri dari:
  1. Pendapatan dari kredit sebesar Rp 6,20 triliun, turun 6,26% dibanding QII-2019 yang pendapatan kreditnya mencapai Rp 6,24 triliun.
  2. Pendapatan efek sebesar Rp 188,18 miliar, turun hingga 41,43% dibanding QII-2019 Rp 321,32 miliar.
  3. Penempatan pada Bank Indonesia  Rp 146,03 miliar, turun dibanding QII-2019 Rp 154,40 miliar.
  4. Giro dan penempatan pada bank lain Rp 10,38 miliar, turun dibanding QII-2019 Rp 21,72 miliar.
  5. Pendapatan dari pihak berelasi Rp 118,77 miliar, naik dibanding QII-2019 Rp 62,11 miliar.
  6. Pendapatan syariah sebesar Rp 1,93 triliun, turun dibanding QII-2019 yang mencapai Rp 2,04 triliun.


Apabila kita perhatikan, total pendapatan bunga dan syariah yang sebesar Rp 8,67 triliun di semester 1 tahun 2020 ini mengalami penurunan 7,57% dibanding semester 1 tahun 2019 yang mencapai Rp 9,39 triliun. Sementara untuk pendapatan operasional lainnya mencapai  Rp 895,30 miliar, mengalami kenaikan 7,15% dibanding QII-2019 hanya Rp 835,51 miliar.

Beban bunga dan syariah Bank BTPN pada kuartal II tahun 2020 sebesar Rp 3,28 triliun, mengalami  penurunan 21,81% dari sebelumnya QII-2019 Rp 4,20 triliun. Beban operasional seperti gaji sebesar Rp1,61 triliun, turun sedikit dibanding QII-2019 Rp 1,62 triliun. Beban umum dan administrasi sebesar Rp 1,53 triliun, naik dibanding QII-2019 Rp 1,47 triliun. Beban operasional lainnya sebesar Rp 292,39 miliar, naik dibanding QII-2019 Rp 256,74 miliar.


Pada semester 1 tahun 2020 beban penyisihan kerugian penurunan nilai Bank BTPN meningkat hingga 62,58%, dimana QII-2020 Rp 1,22 triliun sedangkan QII-2019 hanya Rp 750,52 miliar. Meskipun Bank BTPN berhasil menurunkan biaya bunga dan syariah hingga 21,81%,tetapi penurunan pendapatan dan meningkatnya beban penyisihan kerugian penurunan nilai membuat laba bersihnya berkurang, sehingga laba per saham juga ikut turun. Laba bersih per saham BTPN pada kuartal II tahun 2020 menjadi Rp 139 per saham (QII-2019  Rp 158 per saham).

Hingga 30 Juni 2020 PT Bank BTPN Tbk (BTPN) memiliki total aset sebesar Rp 185,19 triliun yang di dalamnya terdapat kas sebesar Rp 2,08 triliun dan kredit yang diberikan Rp 148,74 triliun. Jumlah liabilitas BTPN tercatat sebesar Rp 145,52 triliun yang di dalamnya terdapat  simpanan nasabah sebesar Rp 93,96 triliun dan simpanan dari bank lain Rp 1,83 triliun serta obligasi sebesar Rp 1,89 triliun. Sementara BTPN memiliki total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 30,38 triliun. Terakhir yang tidak kalah penting yaitu, Bank BTPN hingga 30 Juni 2020 memiliki rasio Non-Performing Loan (NPL) 1,12%, naik sebesar 0,31% dari Desember 2019 yang NPL hanya 0,81%.
Baca Juga

Ini Penyebab Laba Bersih Bank BCA Turun di Semester 1 2020


Laba Bank BCA

Kuhuni.com – Semester 1 tahun 2020 pendapatan bersih Bank BCA Tbk (BBCA) sebesar Rp 27,24 triliun. Pendapatan bersih ini meningkat 10,6% dibanding semester 1 tahun 2019 yang pendapatan bersihnya hanya Rp 24,63 triliun. Pendapatan dari operasional lainnya seperti administrasi dan komisi juga meningkat 9,6% yang mana di semester 1 tahunn 2019 hanya Rp 9,61 triliun sedangkan di semester 1 tahun 2020 mencapai Rp 10,53 triliun.

Laba Bersih BBCA Kuartal II 2020 Turun 4,83% Jadi Rp 12,24 Triliun


Laba Bersih Bank BCA Kuartal II 2020

Kuhuni.com – Laba bersih Bank BCA Tbk (BBCA) pada semester 1 tahun 2020 sebesar Rp 12,24 triliun. Laba bersih BBCA kuartal II tahun 2020 yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 4,83% dibandingkan kuartal II tahun 2019 laba bersih mencapai Rp 12,86 triliun.

Laba Bersih BACA Kuartal II-2020 Turun 9,26%


Laba Bersih BACA Kuartal II-2020 Turun 9,26%


Kuhuni.com – Laba bersih PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) pada semester 1 atau kuartal II tahun 2020 sebesar Rp 51,98 miliar. Laba bersih BACA kuartal II 2020 turun 9,26% dibandingkan kuartal II tahun 2019 laba bersihnya mencapai Rp 57,29 miliar.

Berapa Jumlah Kredit Bermasalah Bank BTN?


Jumlah Kredit Bermasalah Bank BTN

Kuhuni.com – Kredit bermasalah Bank BTN (BBTN) atau Non-Performing Loan  (NPL) kuartal 1 tahun 2020 seberapa besar dan mengkhawatirkan? Belakangan ini muncul berita yang menyatakan bahwa ada beberapa bank yang mengalami kesulitan  likuiditas di tengah pandemi covid 19. Berita ini tentu saja membuat sebahagian investor ritel di pasar modal merasa tidak nyaman bahkan ketakutan. Ketakutan yang muncul di tengah-tengah investor ritel  dan masyarakat akan keberadaan berita buruk tersebut cukup wajar di tengah kondisi perekonomian yang terpuruk saat ini. Ditambah berita kasus-kasus gagal bayar yang sedang terjadi seperti Jiwasraya, KSP Indosurya dan kasus-kasus lainnya tentu saja membuat investor ritel dan masyarakat seperti merasa trauma, khususnya bagi mereka-mereka yang tersangkut dananya.

Histori Dividen Bank Tabungan Negara (BBTN) Sejak IPO 2009

Histori Dividen BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Sejak IPO Tahun 2009

Kuhuni.com - Histori Dividen Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) sejak IPO tahun 2009 selalu rutin membagi dividen. Pembagian dividen ke investor dimulai sejak tahun 2010 sebesar Rp 15,09 per saham. Selanjutnya berlangsung hingga ke tahun-tahun berikutya  yakni di tahun 2011 dividen sebesar Rp 31,19 per lembar, tahun 2012 Rp 25,31 per lembar hingga ke tahun 2020 sebesar Rp 1,97 per lembar.

Pembagian Dividen Emiten 2020


Kuhuni.com - Jakarta. Dividen adalah laba perusahaan yang dibagikan ke pemegang saham. Ada perusahaan yang membagikan dividen dua kali dalam satu tahun, berupa dividen interim dan dividen final. Contohnya adalah ASII, BBCA, UNTR, ITMG dan lainnya. Saham BUMN seperti BBRI, TLKM, BMRI, BBNI, JSMR, PTBA dan saham lainnya lebih sering membagikan dividen satu kali dalam satu tahun dalam bentuk dividen final.

Dividend payout rasio (DPR) atau rasio pembayaran dividen yang dibagikan pada pemegang saham biasanya ditentukan dalam RUPS. Semakin besar persentase DPR, maka jumlah dividen yang dibagikan juga semakin besar. Sebaliknya semakin kecil persentasi DPR, maka jumlah dividen yang dibagikan juga makin kecil.

Daftar Jumlah Kredit Macet Bank Buku Empat, Siapa Juaranya?


Kuhuni.com – Jakarta. Kredit macet bank buku empat (IV) akan mengalami kenaikan akibat pandemi Virus Corona yang sedang melanda Indonesia. Saat ini ada 7 bank yang masuk dalam daftar bank buku empat. Yaitu Bank BRI, Mandiri, BCA, BNI, Danamon, CIMB Niaga dan Bank Pan Indonesia. Bank buku empat sendiri yaitu bank yang memiliki modal inti di atas 30 triliun.


Ada beberapa bank yang berpotensi masuk ke dalam daftar bank buku empat yaitu Bank BTPN. Saat ini Bank BTPN memiliki ekuitas Rp 29,9 triliun, hampir mencapai di atas 30 triliun. Bank  OCBC NISP Tbk juga menjadi kandidat bank buku empat. Sekarang, Bank OCBC memiliki ekuitas sebesar Rp 27,9 triliun. Sehingga tim riset Kuhuni akan memasukkan daftar kredit macet Bank BTPN dan Bank OCBC sebagai tambahan.

Pada kuartal pertama tahun 2020 ini, daftar bank di atas telah melaporkan kinerjanya dalam laporan keuangannya masing-masing. Berikut daftar kredit macet masing-masing dari bank tersebut.

Jumlah Kredit Macet Bank BRI, BCA dan BNI, Siapa Terbesar?



Kuhuni.com – Jakarta. Kredit macet bank mulai mengalami kenaikan akibat ekonomi yang semakin buruk. Kredit macet ini juga mulai menjalar ke bank besar di Indonesia. Hingga akhir maret ini sejumlah bank besar di Indonesia sudah menyampaikan laporan keuangan. Meskipun demikian kredit macet yang tercatat di laporang keuangan tersebut masih belum mencerminkan dampak dari pandemi Virus Corona di Indonesia.

Sebab, Virus Corona mulai terdeteksi di Indonesia yaitu sejak awal Maret. Dan PSBB baru mulai diterapkan sejak awal April. Seperti Jakarta sebagai pusat awal penyebaran Virus Corona baru menerapkan PSBB pada tanggal 10 April 2020. Jadi bisa disimpulkan laporan keuangan bank besar di tanah air belum mencerminkan dampak dari Virus Corona. Dampak dari keterpurukan ekonomi yang sendang terjadi saat ini akan mulai tercermin di laporan keuangan di berikutnya di tahun 2020 ini.


Dari laporan keuangan kuartal pertama tahun 2020 sejumah bank besar seperti bank buku 4 sudah menyampaikan besaran kredit macetnya. Berikut tim Kuhuni sudah melakukan riset  dari laporan keuangan pada sejumlah bank dan mengurutkan besaran kredit macetnya.

Kredit Macet Bank BNI

Bank BNI hingga kuartal pertama di tahun 2020 telah menyalurkan kredit sebesar Rp 579.604.360.000.000 atau Rp 579,6 triliun. Total CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) Bank BNI yaitu Rp 32.686.673.000.000 atau Rp 32,6 triliun. Sehingga total pinjaman bersih yang disalurkan Bank BNI adalah Rp 546,9 triliun.

Bank BNI mencatatkan kredit macet sebesar Rp 6.119.158.000.000 atau Rp 6,1 triliun sampai pada tanggal 31 Maret 2020. Rasio Non-Performing Loan (NPL) bruto Bank BNI 2,45%  dan  rasio NPL neto BNI adalah 0,58%.

Kredit Macet Bank BCA

Bank BCA hingga tanggal 31 Maret 2020 sudah menyalurkan kredit dengan total sebesar Rp 596.409.652.000.000 atau Rp 596,4 triliun. Dari total kredit tersebut Bank BCA melaporkan nilai CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) sebesar Rp. 22.045.913.000.000. atau Rp 22 triliun. Sehingga total pinjaman bersih yang telah diberikan Bank BCA yaitu Rp 574 triliun.

Bank BCA juga melaporkan total kredit macet hingga 31 Maret 2020 yaitu sebesar Rp. 6.907.389.000.000 atau Rp. 6,9 triliun. Sebagai tambahan, hingga pada tanggal 31 Maret 2020, rasio non-performing loan (NPL) bruto Bank BCA sebesar 1,60% dan rasio NPL neto Bank BCA  0,59%..

Kredit Macet Bank BRI

Bagaimana dengan kredit macet Bank BRI? Pertama mari kita lihat total kredit yang telah disalurkan bank pemilik aset terbesar di Indonesia ini. Sampai pada tanggal 31 Maret 2020 Bank BRI telah menyalurkan total kredit sebesar Rp. 901.805.704.000.000 atau Rp 901,8 triliun. Bank BRI melaporkan nilai CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) dari total kredit yang disalurkan sebesar Rp 56.862.633.000.000 atau Rp. 56,8 triliun. Sehingga Bank BRI telah menyalurkan kredit bersih sebesar Rp 844,9 triliun.


Bagaimana dengan kredit macet Bank BRI? Hingga tanggal 31 Maret 2020 Bank BRI mencatat kredit macet sebesar Rp 19.866.789.000.000 atau Rp 19,8 triliun. Rasio Non-Performing Loan (NPL) bruto Bank BRI (entitas induk) 2,81% dan  rasio NPL neto BRI adalah 0,63%.

Dari data di atas dapat disimpulkan Bank BRI menduduki peringkat pertama yang memiliki total nilai kredit macet terbesar. Bahkan mencapi 3 kali nilai kredit macet Bank BNI. Riset kredit macet ini akan kembali dirilis untuk menampilkan kredit macet Bank Mandiri. Berhubung Bank Mandiri hingga akhir bulan Mei belum merilis laporan keuangan kuartal pertama tahun 2020, sehingga tim Kuhuni belum bisa menampilkan datanya.

Aplikasi Trading Saham Terbaik

Aplikasi Trading Saham Terbaik
10 Aplikasi Saham Terbaik OJK: Resmi dan Aman Digunakan

Berita Utama

20 Aplikasi Trading Terdaftar di OJK: Paling Banyak Digunakan

Aplikasi Trading Terdaftar di OJK – Paling banyak digunakan tahun 2022  yaitu Neo Host Mobile milik Mirae Aset Sekuritas (YP),  aplikasi IPO...